Halaman Ini berisi tentang Informasi2 tentang Astronomi terkait kejadian alam yang berada di luar angkasa maupun kejadian di bumi. Sehingga membantu masyarakat mengetahui dengan jelas kapan terjadinya suatu peristiwa, sehingga dapat menikamti fenomena2 langka yang terjadi dilangit maupun di bumi.

Minggu, 28 Agustus 2016

Fenomena Astronomis September 2016


TANGGAL:

1 = Gerhana Matahari Sebagian Saat Sunset di 7 Provinsi di Indonesia

Gerhana matahari yang akan terjadi 1 september 2016 sebenarnya merupakan gerhana cincin yang terjadi dibenua Afrika namun 7 provinsi di Indonesia akan terdampak sedikit gerhana matahari sebagian dengan intensitas < 5% saja diantaranya di provinsi Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Gerhana matahari sebagian di 7 Provinsi Indonesia dapat disaksikan 20 menit sebelum matahari terbenam, jadi pilihlah lokasi terbaik pengamatan gerhana matahari sebagian nanti terutama yang bebas halangan arah baratnya seperti di Pantai, atau Rooftop gedung tinggi.

3 = Konjungsi Bulan - Venus disaksikan mulai pukul 18.00 - 19.00 waktu setempat arah barat langit.

8 = Konjungsi Bulan - Saturnus disaksikan mulai pukul 18.00 - 23.00 waktu setempat.

9 = Konjungsi Bulan - Mars disaksikan mulai pukul 18.00 - 23.00 waktu setempat.

16 = Fase Bulan Purnama

17 = Gerhana Bulan Panumbra (Tak Kasat Mata)

Dapat disaksikan dari benua Afrika, Asia, dan Australia. Waktu Gerhana Bulan Panumbra di Indonesia:
  1. Indonesia Barat: 23.52 - 03.55 WIB
  2. Indonesia Tengah: 00.52 - 04.55 WITA
  3. Indonesia Timur: 01.52 - 05.55 WIT
Gerhana Bulan Panumbra merupakan gerhana tak kasat mata karena sulit membedakan dengan bulan purnama biasa, namun saat puncaknya bulan purnama agak sedikit lebih redup saja.

21 = September Equinox

Merupakan gerak semu matahari setiap tahunnya dimana pada tanggal ini Matahari akan tepat digaris 0' derajat khatulistiwa. Panjang waktu siang-malam diseluruh dunia akan sama pada tanggal ini. Peristiwa ini menandai masuknya musim gugur dibelahan bumi utara dan musim semi dibelahan bumi selatan. Di Indonesia sendiri menandakan masuknya musim penghujan.

21 = Konjungsi Bulan - Aldebaran disaksikan mulai pukul 23.00 - 05.00 waktu setempat.

29 = Elongasi Merkurius

Merkurius akan mencapi titik tertingginya diarah timur kala fajar dengan ketinggian sekitar 5' derajat diatas ufuk.

PLANET - PLANET

- VENUS, pukul 18.00 s/d 19.00 waktu setempat arah barat mag. semu (-3,3)

- MARSpukul 18.00 s/d 23.00 waktu setempat arah zenith-barat mag. semu (-0,01)

- SATURNUSpukul 18.00 s/d 23.00 waktu setempat arah zenith-barat mag. semu (0,7)

>>>> POSISI PUSAT BIMA SAKTI DIATAS KEPALA PUKUL 18.00 - 19.00 WAKTU SETEMPAT <<<<.





Sabtu, 27 Agustus 2016

Live Streaming Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016


Pada tanggal 1 September 2016 akan terjadi peristiwa gerhana matahari cincin, gerhana matahari cincin ini akan melintasi negara-negara di Afrika bagian tengah seperti Kongo, Rep. Demokratik Kongo, Gabon, Tanzania, Mozambique, dan Madagascar. Bagi kalian yang tidak bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin, tidak usah kecewa karena ada siaran Live Streamingnya yang bisa kalian saksikan nanti diantaranya :

1.) LIVE.SLOOH.COM

Di situs live.slooh.com ini sudah menjadi langganan siaran streaming berbagai peristiwa astronomis yang terjadi, baik gerhana, hujan meteor, komet, dsb. Untuk siaran live streaming GMC 1 september 2016 ini akan dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Live slooh kemungkinan akan menempati negara yang akan terdampak gerhana matahari cincin di Afrika, seperti GMT  9 maret 2016 Indonesia lalu siaran berlangsung di kota Palu.


Astronomical Society Southern Africa merupakan lembaga astronomi dinegara Afrika Selatan, lembaga astronomi ini juga menyiarkan live streaming. Namun di Afrika selatan hanya akan nampak gerhana matahari sebagian saja, siaran dimulai sama sekitar pukul 14.00 WIB.


Kota Makkah Al-Mukarramah juga akan terdampak gerhana matahari 1 september 2016 meski sebagian saja, namun durasi sebagian disana bisa mencapai 1 jam lamanya. Jadi kemungkinan juga akan dilaksanakan sholat gerhana matahari (Kusuf) di Masjidil Haram. Kalian bisa menyaksikannya lewat channel ini pukul 15.00 WIB.

Silahkan di klik saja channel/link situs diatas yang warna merah pada tanggal 1 September 2016 sesuai jam siarannya.



Kamis, 25 Agustus 2016

Pencarian Habitat Baru, Astronom Temukan Planet dalam "Zona Layak Huni" Proxima Centauri


MONITORDAY com, London -Kelompok studi yang digawangi oleh dosen astronomi dan fisika Quee Mary University of London, Guillem Anglada-Escude, Rabu (24/8) merilis hasil penelitianya yang menemukan pelanet baru yang kemungkinan masuk dalam "zona layak huni". 

Menggunakan teleskop ESO, kelompok astronom tersebut telah menemukan bukti planet yang mengorbit di Proxima Centauri, bintang terdekat dengan Bumi itu diberi nama Proxima B. Ukuranya diperkirakan mirip dengan bumi dan berjarak 4,2 tahun cahaya dari tata surya kita. 

Kelompok tersebut juga menyebut kemungkinan planet layak huni tersebut memiliki air di permukaya. " Kami berharap temuan ini menginspirasi generasi mendatang untuk terus mencari di luar bintang, sebuah pencarian kehidupan di Proxima B datang berikutnya," kata Guillem seperti dikutip Sputniknews. 

Selama 15 tahun para astronom telah melakukan pencarian yang intensif untuk pelanet di sekitar Proxima Centauri menggunakan berbagai peralatan, seperti High Accuration Radial Velocity Planer Searcher (HARPS) dan Ultraviolet and Visual Echelle Spectograph (UVES) termasuk yang dioprasikan oleh European Southern Observatory di Chile.
 

Instrumen tersebut memungkinkan peneliti untuk mendeteksi variasi dalam gerakan sebuah bintang yang disebabkan oleh tarikan gravitasi planet yang mengorbit. Indikasi perubahan datang pada 2013, namun Guillem mengatakan, hal itu belum cukup kuat untuk meyakinkan.

Keyakinan aka keberadaan Proxima B datang setelah analisis kecerahan bintang  Proxima Centauri dari teleskop lainya, Guillem dan timnya mengesampingkan bahwa sinyal berasal dari perubahan pada Proxima Centauri. Konfrensi pers pada hari Selasa pun ia menarik kesimpulan, "Kami telah menemukan planet di sekitar Proxima Centauri," 

Namun, belum diketahui apakah pelanet baru itu dapat digunakan untuk bertahan hidup, "Partikel yang terkait dengan flare dapat mengikis atmosfer atau menghambat perkembangan bentuk primitif dari kehidupan," kata Astronom Artie Hatzes, "Kami juga tidak tahu apakah planet tersebut memiliki medan magnet seperti Bumi, yang bisa melindungi daei radiasi bintang yang berbahaya," 

Pate Worden, Ketua Breaktroght Prize Foundation mengatakan, "Selama dekade berikutnya, kita akan bekerja dengan para ahli disini di ESO dan di tempat lain untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang planet yang ada di Proxima Centauri, segala kemungkinan akan dicatat, termasuk apakah itu dapat bisa untuk kehidupan," katanya, "Kamin juga berharap untuk mendapatkan data yang sama tentang bintang terdekat lainya, Alpha Centauri A dan B." 

sumber: MONITORDAY

Rabu, 24 Agustus 2016

Tiga Abad Menjadi Misteri, Fenomena Aneh Angin Gerhana Kini Terungkap

Gerhana matahari sebagian yang terlihat dari kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah 9 Maret 2016.

301 tahun lalu, astronom Inggris bernama Edmund Halley menjumpai fenomena aneh ketika Gerhana Matahari total berlangsung. Cuaca berubah. Ia mendeksripsikan, "Dingin dan lembab yang menyertai kegelapan memicu suasana horor."

Selama ratusan tahun, fenomena yang dijumpai Halley dan sebenarnya kerap dirasakan penduduk dunia saat gerhana tersebut menjadi misteri. Beragam penelitian dilakukan tetapi belum satu pun yang menghasilkan kesimpulan kuat yang membantu mengurai misteri.

Hingga kemudian para ahli cuaca dari University of Reading di Inggris merancang penelitian pada 2015 lalu. Mereka merekrut 4.500 ilmuwan warga untuk mengukur cuaca kala Gerhana Matahari parsial tahun 2015. Data yang dihasilkan digabungkan dengan hasil pengukuran dari berbagai stasiun cuaca lalu dianalisis.

Riset mengungkap bahwa udara memang lebih dingin saat terjadi Gerhana Matahari. Hal itu disebabkan oleh perubahan pada lapisan atmosfer pembatas Bumi, lapisan atmosfer terendah yang merentang dari permukaan bumi hingga di area pembentukan awan kumulus.

"Ada banyak teori tentang angin gerhana yang diungkapkan selama bertahun-tahun, tetapi kami berpikir ini penjelasan yang paling mungkin sejauh ini," ungkap Giles Harrison, ahli meteorologi yang melakukan penelitian, seperti dikutip Science Alert, Rabu (24/8/2016).

"Begitu Matahari menghilang di balik Bulan, permukaan Bumi mendingin cepat, persis seperti saat senja. Ini berarti bahwa udara hangat berhenti bergerak dari permukaan, mengakibatkan penurunan kecepatan gerak angin serta mengubah arahnya," jelasnya.

Harrison dan rekannya menemukan, saat terjadi gerhana, suhu di Inggris secara rata-rata turun 1 derajat Celsius. Di beberapa wilayah, penurunan suhu mencapai 4 derajat Celsius. Sementara itu, kecepatan angin turun 7,4 derajat Celsius.

Hasil studi itu didukung oleh temuan lain dari ilmuwan University of Sheffield yang mengungkapkan bahwa pada paruh waktu pertama gerhana, suhu udara turun 0,83 +/- 0,63 derajat Celsius dan kecepatan angin turun 9 persen dari kecepatan awalnya.

Hasil penelitian dipublikasikan di Philosophical Transaction of the Royal Society A. hasil riset ini bisa kembali diuji lewat penelitian-penelitian lain saat gerhana. Bagi ilmuwan barat, Gerhana Matahari total yang akan terjadi di Amerika Serikat tahun 2017 mendatang akan menjadi kesempatan menarik.

Selain temuannya, riset ini juga menarik dari sisi proses. Penelitian melibatkan sukarelawan, diantaranya para astronom amatir. Halley sendiri yang pada awalnya mengungkap adanya fenomena angin matahari juga menggunakan data dari para amatir. 
Penulis: Yunanto Wiji Utomo
Editor : Yunanto Wiji Utomosumber: Kompas.com

Kamis, 18 Agustus 2016

FOTO Bulan Purnama 18 Agustus 2016

credit:
Iman Darmawan (Bandung)

credit:
Deslinz Maria (Purwakarta)

credit:
M. Fajar Sentosa (Banjarbaru)

credit:
Rizky Geofani (Jaksel)

credit:
Ahmad Hidayat (Palangka Raya)

credit:
Chikondi Abimbola (Denpasar)

credit:
Fahmi Anggawi (Pekalongan)

credit: 
Irman M (Banjarmasin)

credit:
Yuzri Syamsudin (Suli)
Credit:
Dwi Jayanti









Sabtu, 06 Agustus 2016

" Waktu Terbaik Pengamatan Pusat Galaksi Bima Sakti"


Galaksi bima sakti yang kita lihat dilangit malam merupakan kumpulan dari Milyaran bintang-bintang yang amat jauh dan pusat dari galaksi bima sakti merupakan Black Hole Supermasif. Posisi tata surya kita saat ini berada dilengan galaksi bima sakti dan sedang mengitari pusatnya.
Penampakan galaksi bima sakti bisa terlihat asalkan cuaca langit benar-benar bersih dari awan, dan lokasi tempat tinggalmu jauh dari polusi cahaya lampu. Sulit menyaksikan galaksi bima sakti ini di perkotaan besar yang padat penduduk. Penampakan galaksi bima sakti ini jika kita lihat seperti kabut/awan tipis yang memanjang dari Utara-Selatan. Kalian tidak bisa melihat pemandangan ini seperti yang difoto-foto, itu hanya efek kamera dengan pengambilan "Long Exposure" jadi terlihat sekali pemandangan indahnya. Berikut waktu/bulan terbaik mengamati pusat galaksi bima sakti khususnya saat tepat diatas kepala kita:
- APRIL = 04.00 - 05.00 (WIB/WITA/WIT)
- MEI = 02.00 - 03.00 (WIB/WITA/WIT)
- JUNI = 00.00 - 01.00 (WIB/WITA/WIT)
- JULI = 22.00 - 23.00 (WIB/WITA/WIT)
- AGUSTUS = 20.00 - 21.00 (WIB/WITA/WIT)
- SEPTEMBER = 18.00 - 19.00 (WIB/WITA/WIT)
Itulah waktu terbaik pengamatan pusat galaksi bima sakti saat tepat diatas kepala kita,

FOTO Konjungsi Bulan - Jupiter 6 Agustus 2016

credit:
INFO ASTRONOMI

credit:
Fahmi Mokhammad (Pekalongan)

credit:
Fahmi Mokhammad (Pekalongan)

credit:
Rina Lisawati (Lampung)

credit:
Yuzri Syamsudin (Suli, Sulsel)

credit:
S Abdillah

credit:
Liza Hidayah Syahbana (Palembang)

credit:
Firman Firdaus (Mojokerto)












Kamis, 04 Agustus 2016

Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016


Pada hari Kamis 1 September 2016 akan terjadi fenomena alam gerhana matahari cincin, gerhana matahari ini akan melintasi beberapa negara-negara di Afrika bagian tengah saja seperti negara Kongo, Rep. Demokratik Kongo, Gabon, Tanzania, Mozambiq, dan Madagascar. Gerhana Matahari Cincin ini merupakan seri saros ke-135 nomor 39 dari 71 deret gerhana matahari, dengan lebar cincin sekitar 100 km dan durasi cincin terlama dipusatnya sekitar 3 menit 6 detik tepatnya dinegara Tanzania.

lintasan Gerhana Matahari Cincin
1 September 2016 

Lintasan gerhana matahari cincin ini akan mulai start dari Samuedera Atlantik kemudian masuk ke negara Gabon, Kongo, DR kongo, Tanzania, Mozambique, Madagascar, dan kemudian berakhir dilautan Samudera Hindia dekat Australia. Diluar garis cincin gerhana matahari sebagian bisa disaksikan diseluruh negara-negara di benua Afrika dengan intensitas yang beragam, selain itu gerhana matahari sebagian juga bisa disaksikan dinegara Saudi Arabia, Yaman, dan Sebagian kecil provinsi di Indonesia diantaranya provinsi Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta selain provinsi tersebut gerhana tidak terlihat. Namun GMS di Indonesia intensitasnya kurang dari < 5% saja,dan waktu terjadinya di Indonesia menjelang matahari terbenam/sunset. Jadi diperlukan medan pandang arah barat bebas halangan untuk bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian ini. Beberapa daerah di Indonesia bisa melihat GMS saat sunset dikarenakan k-7 provinsi tersebut masuk kedalam cakupan panumbra akhir gerhana, dimana daerah ini bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian meskipun intensitasnya kecil.

cakupan gerhana matahari sebagian di Indonesia
1 september 2016

 Apa itu Gerhana Matahari Cincin?
Sama halnya dengan gerhana matahari total peristiwa ini terjadi akibatnya sejajarnya posisi Matahari-Bulan-Bumi namun yang membedakan dengan total adalah jaraknya dimana saat gerhana matahari cincin (GMC) posisi Bulan berada pada fase apogeenya dengan bumi dengan kata lain dalam posisi terjauhnya sehingga bayangan umbra/gelap dari bulan tidak sampai ke permukaan bumi hanya bayangan terusannya yang dikenal dengan antumbra, akibatnya saat GMC cakram bulan tidak mampu menutupi keseluruhan cakram matahari dan matahari saat gerhana akan tampak seperti cincin api yang melingkar.

Kapan Gerhana Matahari Cincin Melintasi Indonesia?

Gerhana matahari cincin yang akan terjadi tanggal 1 September 2016 memang tidak melintasi Indonesia, karena lintasan cincin hanya melintasi negara-negara dibenua Afrika saja. Indonesia harus bersabar menunggu GMC yang akan terjadi 3 tahun lagi tepatnya tanggal 26 Desember 2019, dan ada beberapa kota/kabupaten yang beruntung tepat dilalui garis cincin GMC 2019 antara lain :

Lintasan Cincin 26 Desember 2019

- Provinsi Aceh : Pulau Simuele, Singkil
- Provinsi Sumut: Sibolga, Padang Sidempuan, Sipirok, Siabu, Binanga, dskt
- Provinsi Riau : Duri, Dumai, Bengkalis, Sontang, Bonai, Pulau Pedang, dskt
- Provinsi Kep.Riau : Batam, Tanjung Pinang
- Provinsi Kalbar: Singkawang, Sambas, Pemangkat, Menpawah, Putussibau, dskt
- Provinsi Kalut: Makulit, Basahan, dskt
- Provinsi Kaltim: Baia, Sokan, Berau, Tumbit, dskt

Lintasan Gerhana Matahari Cincin
26 Desember 2019



Senin, 01 Agustus 2016

"Pengukuran Sederhana Derajat Objek Langit Dengan Tangan Kita"


Tahukah kamu ?
Tangan kita bisa menjadi alat sederhana untuk mengukur satuan derajat perbandingan jarak objek dilangit. Kenapa demikian? ini dikarenakan tubuh kita telah dirancang sangat detail oleh Tuhan sedemikian rupa melalui penskalaan dengan aturan keseimbangan pada bumi (1:1,6), meskipun bentuk tangan manusia berbeda-beda ada yang besar/kecil namun tidak akan mengubah satuan jarak setiap manusia yang mengukur derajat sebuah objek di langit. Bagaimana menentukan sebuah derajat objek dilangit semisal ada Konjungsi, berikut simulasinya menggunakan media yang sangat sederhana yakni tangan kita dengan cara menunjuk sebuah objek dilangit dengan metode contohnya pada peristiwa Konjungsi

JARAK:

1° = Jarak ini bisa kita ukur menggunakan jari kelingking

5° = Jarak ini bisa kita ukur menggunakan 3 jari antara telunjuk, tengah, dan jari manis

10° = Jarak ini bisa kita ukur menggunakan kepalan tangan

15° = Jarak ini bisa kita ukur menggunaka 4 jari tanpa ibu jari namun harus direnggangkan 4 jari tersebut.

25° = Jarak ini bisa kita ukur menggunakan bentangan dari Ibu Jari (Jempol) hingga kelingking.

jika tidak ada diatas misal 35° menggunakan penggabungan antara cara 25° & 10°, mudah bukan :)