Halaman Ini berisi tentang Informasi2 tentang Astronomi terkait kejadian alam yang berada di luar angkasa maupun kejadian di bumi. Sehingga membantu masyarakat mengetahui dengan jelas kapan terjadinya suatu peristiwa, sehingga dapat menikamti fenomena2 langka yang terjadi dilangit maupun di bumi.

Jumat, 30 September 2016

Foto-foto Jepretan Rosetta Sebelum "Menabrakan Diri" di Permukaan Komet


Gajah mati meninggalkan gading, sementara wahana antariksa Rosetta yang "mati" di permukaan 67P/Churyumov-Gerasimenko meninggalkan foto-foto menarik dan data berharga.

Pada jam-jam terakhir sebelum aksi "bunuh dirinya", Rosetta memotret pemandangan komet targetnya dari jarak terdekat. Foto-foto itu menyuguhkan pemandangan komet yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Setelah melakukan manuver sejak Kamis (29/9/2016), Rosetta mengambil foto pertamanya pada jarak 22,9 kilometer dari permukaan komet.

Foto lain diambil dari ketinggian 16 kilometer, 15,4 kilometer, 11,7 kilometer, 8,9 kilometer, 5,8 kilometer, dan 1,2 kilometer dari atas komet. Berikut pemandagannya...







Rosetta diluncurkan pada 2 Maret 2004 bersama wahana rekannya, Philae. Keduanya diutus menyelidiki komet kecil yang diduga menyimpan rahasia tentang pembentukan tata surya dan kaitannya dengan kehidupan di bumi.

Sebelum mencapai orbit 67P/CG pada 6 Agustus 2014, Rosetta sempat melintas dekat Jupiter dan menghasilkan memotret pemandangan menarik.

November 2014, Rosetta berpisah dengan Philae. Rosetta mengirim robot pendarat berukuran 1 meter itu ke permukaan komet. 

Rosetta telah berhasil mengungkap struktur, kimia, dan perilaku komet. Wahana itu juga telah mengantarkan manusia mencetak rekor baru, mendaratkan wahana untuk pertama kali di permukaan komet.

Data-data dari misi Rosetta akan menyibukkan para ilmuwan setidaknya dalam 10 tahun ke depan. Akhir Rosetta adalah awal baru mengungkap rahasia komet.

Senin, 26 September 2016

LAPAN: Benda Misterius di Sumenep Diduga Pecahan Roket


akarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menduga benda yang jatuh dari langit di Sumenep, Jawa Timur adalah pecahan roket. Roket tersebut merupakan Roket Falcon 9 milik Amerika Serikat.

"Kami sudah analisis, dugaan kuat benda tersebut adalah pecahan roket Falcon 9 dengan nomer seri 41730," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin saat berbincang, Senin (26/9/2016).

Roket Falcon tersebut diperkirakan melintasi langit Madura sekitar pukul 09.21 WIB pada ketinggian 129 KM. Belum diketahui apa muatan yang dibawa oleh roket tersebut.

"Muatan belum diperiksa, tapi tampaknya roket eksperimen," ujar Thomas.


Sebelumnya, sebuah benda berupa tabung silinder sepanjang 1,5 meter dan diameter 60 centimeter jatuh di Kecamatan Gili Raja dan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur. Beberapa benda jatuh dari langit sekitar pukul 10.00 WIB.

Tabung itu terbungkus semacam fiber. Ada 2 buah ditemukan di perairan dan 2 di darat. Awalnya, warga menduga benda itu merupakan bagian pesawat. Kemenhub, AirNav, dan Bandara Juanda memastikan tak ada pesawat melintas di langit Sumenep. 
(imk/imk)


sumber: Detik.com



Minggu, 25 September 2016

Fenomena Astronomi Oktober 2016


TANGGAL:

1 = Fase Bulan Baru

3 & 4 = Konjungsi Bulan - Venus bisa disaksikan mulai pukul 18.00 - 19.30 waktu setempat arah barat.

6 = Konjungsi Bulan - Saturnus bisa disaksikan mulai pukul 18.00 - 21.30 waktu setempat.

8 = Perayaan InOMN (Pengamatan Bulan Bersama)

InOMN adalah Pengamatan Bulan bersama yang digelar di bawah naungan Astronomical Society of the Pacific. Komunitas Astronomi Terbesar di Dunia dengan anggota lebih dari 70 negara. Astronomical Society of the Pacific mengelola The NASA Night Sky Network yang merupakan Host Acara International Observe the Moon Night 2014.The NASA Night Sky Network sendiri adalah sebuah Penaung dari lebih dari 400 Komunitas Astronomi di Seluruh Amerika Serikat. Komunitas astronomi Indonesia di daerah-daerah juga akan berencana menyelenggarakan event ini dengan pengamatan bulan bersama pada malam minggu nanti, silahkan bergabung nanti diinfokan untuk lokasi tepatnya dimana.

8 = Konjungsi Bulan - Mars bisa disaksikan mulai pukul 18.00 - 23.30 waktu setempat.

16 = Bulan Purnama Perigee (358.000 Km)

Bulan purnama yang akan terjadi pada malam ini berjarak kurang lebih dari Bumi sekitar 358.000 Km, dengan kata lain menjadi yang terbesar & paling terang ke-2 ditahun 2016 ini. Setelah ini Purnama berikutnya yang akan terjadi tanggal 14 November 2016 akan menjadi puncak terdekatnya tahun ini, dalam astronomi disebut "Lunar Perigee" biasa orang-orang menyebut dengan nama SuperMoon dikarenakan jarak yang paling dekatnya sekitar 356.000 Km.

22 = Puncak Hujan Meteor Orionids (20 meteor/jam)
Hujan meteor Orionids berlangsung antara 2 Oktober-7 November 2016 dan menjadi hujan meteor pertama di musim hujan. Pada puncaknya Sabtu dini hari ini diperkirakan akan terlihat hingga 20 meteor per jam. Nantinya meteor-meteor Orionids akan terlihat melesat dari arah rasi Orion yang berada di meridian dini hari. Sedangkan bulan yang sedang fase kuartir akhir mungkin tidak akan terlalu menggangu pengamatan. Alih-alih malah akan menambah pesona langit selepas tengah malam.

28 = Konjungsi Bulan - Jupiter bisa disaksikan mulai pukul 04.00 - 05.00 waktu setempat arah timur langit.

30 = Fase Bulan Baru

30 = Konjungsi Venus - Saturnus bisa disaksikan mulai pukul 18.00 - 20.00 waktu setempat arah barat.

PENMPAKAN PLANET - PLANET:
Venus, pukul 18.00 - 19.30 arah barat mag.semu (-3,4)
MARS, pukul 18.00 - 23.00 arah barat mag.semu (0,3)
JUPITER, pukul 04.00 - 05.00 arah timur mag.semu (-1,3)
SATURNUS, pukul 18.00 - 21.00 arah barat mag.semu (0,7)
Ket: Semakin kecil nilai magnitudo semu maka semakin terang penampakan planet.

Senin, 05 September 2016

Lama Menghilang, Robot Philae Akhirnya Ditemukan


Badan Antariksa Eopa (ESA) mengumumkan kabar gembira. Mereka telah menemukan robot pendarat Philae yang berada di komet 67P/Churyumov–Gerasimenko atau komet 67P.
Selama dua tahun terakhir ini, badan antariksa tersebut sudah angkat tangan dengan keberadaan Philae. Bahkan ESA sudah mengucapkan 'selamat  tinggal' dengan robot seukuran mesin cuci tersebut. Namun tak terduga, ESA menemukan Philae tersembunyi di permukaan komet 67P.
Dikutip dari Reuters, Selasa, 6 September 2016, ESA menemukan Philae berkat deteksi kamera resolusi tinggi pesawat pengorbit komet 67P, Rosetta.
Dalam pengumumannya Senin kemarin, ESA mengatakan, Rosetta mampu memotret Philae dari jarak 2,7 kilometer dan menunjukkan robot tersebut terjepit di celah gelap permukaan komet.
Peneliti ESA mengetahui perkiraan posisi Philae berkat serangkaian data radio yang masuk, namun ESA belum mengetahui posisi pasti robot peneliti tersebut.
Penemuan titik lokasi Philae disyukuri oleh ESA. Sebab hal itu memunculkan harapan kembali untuk meneliti komet 67P. Philae menjadi andalan ESA untuk mengumpulkan informasi yang membentuk pemikiran kembali tentang komet, selain itu misi Philae bisa menjadi gambaran atau pijakan untuk rancangan misi penelitian masa depan.
"Kabar menggembirakan ini berarti kini kita memiliki informasi dasar yang hilang yang mana diperlukan dalam misi Philae," ujar Matt Taylor, ilmuwan proyek Rosetta dalam pernyataannya.
Setelah memastikan posisi Philae, ilmuwan kini mengharapkan mendapatkan informasi yang lebih detail dari Philae pada akhir bulan ini. Momen itu bertepatan dengan Rosetta terbang melintasi komet dan sebelum mengakhiri misi Rosetta pada 30 September nanti.
Jejak Philae
Jalan panjang Philae di komet 67P memang dimulai saat mendarat pada 12 November 2014. Philae berhasil mendarat meski tak sesuai yang direncanakan. Robot tak mendarat mulus, memantul beberapa kali hingga berhenti di dekat tebing, titik yang tak ideal untuk mendapatkan paparan sinar matahari.
Karena posisinya terhalang dari sinar matahari, pada 15 November, baterai robot mulai makin habis. Praktis, Philae hanya bisa memberikan dan mengumpulkan data selama 60 jam saja sejak mendarat di permukaan komet.
Akibat data baterai habis, Philae pun ‘tertidur’ lama selama tujuh bulan. Pada 13 Juni 2015, ESA mengatakan, Philae mengalami aktivasi kembali tapi sayangnya pada 9 Juli 2015, ESA hilang kontak dengan Philae.
Pada 13 Agustus 2015, komet berada pada titik terdekat dengan matahari, tapi momentum itu pun tak mampu dimanfaatkan untuk membangunkan Philae.
Memasuki 2016, Philae belum menunjukkan tanda-tanda bangun. Pada 10 Januari 2016, ESA mengalami kegagalan untuk menggerakkan robot tersebut.
Pengujung Januari 2016, komet bergerak menjauhi matahari dengan kecepatan 24 kilometer per detik. Sinar Matahari dan suhu makin menurun secara tajam, kondisi ini membuat Philae disebutkan sebentar lagi sudah tak berfungsi.
Jika misi berjalan sukses, sebenarnya Philae dijadwalkan mengakhiri misi pada September 2016. Namun mengingat kondisi Philae sudah 180 derajat, pada Februari 2016, ESA sudah mengucapkan selamat tinggal untuk Philae.
sumber: Viva News

Sabtu, 03 September 2016

Foto Konjungsi Bulan - Venus 3 September 2016

kredit: INFO ASTRONOMI

kredit: 
Ayu Putri Septiana (Jember)

kredit:
Viet Rochman

kredit:
Julianda Saputra (Pontianak)

kredit:
Ahmad Hidayat (Palangka Raya)

kredit:
Nona Al

kredit:
Chacha Charlian (Gorontalo)

kredit:
Ali Mukmin (Balikpapan)

Jumat, 02 September 2016

Foto Gerhana Matahari Cincin 1 September 2016

kredit: BBC
Gerhana Matahari Cincin di Pulau La Reunion

Gerhana Matahari Cincin di Tanzania, Afrika.

kredit : BBC
Gerhana Matahari di Dar Es Salaam, Tanzania

kredit: Bob Mugisha
Gerhana Matahari dari negara Rwanda. Afrika.

Kerumunan Masyarakat Tanzania, Afrika untuk menyaksikan GMC.

Antusias warga menyaksikan GMC di Pulau La Reunion

kredit: Muchlas Arkanudin
Gerhana Matahari dari Parangkusumo, Bantul

 kredit : Zulkarnaen Syri Lokesywara
Gerhana Matahari Sebagian dari Bantul
Gerhana Matahari dr Kep.Seribu (Jakarta)
Gerhana Matahari dari Anyer (Banten)

sumber:
Ma'rufin Sudibyo
BBC.com
CNN.com
Twitter.com