Halaman Ini berisi tentang Informasi2 tentang Astronomi terkait kejadian alam yang berada di luar angkasa maupun kejadian di bumi. Sehingga membantu masyarakat mengetahui dengan jelas kapan terjadinya suatu peristiwa, sehingga dapat menikamti fenomena2 langka yang terjadi dilangit maupun di bumi.

Kamis, 28 Desember 2017

Fenomena Langit Januari 2018


TANGGAL:

2 JANUARI, SUPER MOON
Super Moon terjadi ketika Bulan mencapai fase purnama pada jarak terdekat dengan Bumi, peristiwa ini dalam astronomi dikenal dengan nama “Full Moon perigee”. Pada hari itu Bulan berada pada jarak kurang lebih 350.000 Km dari Bumi, dan menjadi jarak terdekatnya pada tahun 2018 ini, penampakan Bulan Purnama akan terlihat 14% lebih besar dan 30% lebih terang dari biasanya. Fenomena Super Moon berikutnya akan terjadi lagi di bulan Maret 2019.

3-4 JANUARI, PUNCAK HUJAN METEOR QUADRANTIDS (120 METEOR/JAM)
Bumi bulat dan mengelilingi Matahari bersama benda angkasa lainnya. Dan ketika Bumi melintasi orbit suatu komet atau asteroid, maka debu yang ditinggalkan bakal tertarik gravitasi bumi. Debu-debu itu kemudian terbakar dalam atmosfer menjadi hujan meteor. Quadrantid adalah hujan meteor pertama tahun ini. Puncak Quadrantid berlangsung mulai Kamis dini hari sampai matahari terbit. Sebanyak 120 meteor per jam akan melesat dari arah rasi Bootes di langit utara. Sayang puncak Quadratid terjadi tidak lama setelah bulan purnama. Sehingga Bulan bisa menjadi sumber polusi cahaya yang membuat meteor redup sulit terlihat.

3 JANUARI, BUMI DI PERIHELION
Merupakan persitiwa astronomis periodik setiap tahun dimana Bumi akan berada pada jarak terdekatnya dengan Matahari. Jarak antara keduanya berkisar 147.000.000 Km.

7 JANUARI, Konjungsi Jupiter – Mars bisa disaksikan mulai pukul 01.30 s/d 05.00 Waktu setempat arah timur.

11 JANUARI, Konjungsi Bulan - Jupiter bisa disaksikan mulai pukul 01.30 s/d 05.00 Waktu setempat arah timur.

13 – 14 JANUARI, Konjungsi Merkurius – Saturnus bisa disaksikan mulai pukul 04.00 s/d 05.00 Waktu setempat arah timur.

15 JANUARI, Konjungsi Bulan – Saturnus bisa disaksikan mulai pukul 04.00 s/d 05.00 Waktu setempat arah timur.

27 JANUARI, Konjungsi Bulan – Aldebaran bisa disaksikan mulai pukul 18.00 s/d 01.00 Waktu setempat arah timur.

31 JANUARI, GERHANA BULAN TOTAL
Fenomena gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal ini berlangsung selama 1 jam 17 menit, sedangkan proses kontak terjadinya gerhana bulan berlangsung selama 3 jam 23 menit. Istimewanya lagi Bulan sedang berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi saat gerhana bulan. Fenomena gerhana bulan total ini dapat di amati di wilayah Asia Selatan, Asia Barat, Asia Timur, Asia tenggara, Australia, Oceania, dan Amerika Utara. Untuk negara Indonesia bisa menyaksikan keseluruhan prosessnya di awal malam berikut waktu terjadinya :

Indonesia Barat :
18.48 WIB s/d 22.11 WIB
Indonesia Tengah :
19.48 WITA s/d 23.11 WITA
Indonesia Timur :
20.48 WIT s/d 00.11 WIT

31 JANUARI, BLUE MOON
Jangan terkecoh! Meski bluemoon berarti bulan biru namun Bulan sama sekali tidak terlihat biru. Bluemoon adalah istilah untuk bulan purnama kedua dalam periode satu bulan masehi. Sebelumnya bulan purnama telah terjadi pada awal Januari. Dan hari ini, pada akhir Januari kembali terjadi bulan purnama. Fenomena bluemoon juga menandakan bahwa ada sebaran bulan purnama yang padat dalam suatu tahun masehi. Sebagaimana tahun ini yang memiliki 13 bulan purnama. Lebih banyak sebab umumnya dalam satu tahun hanya terjadi 12 bulan purnama.





Minggu, 26 November 2017

Fenomena Langit Bulan Desember 2017




TANGGAL :

3 DESEMBER, Bulan Purnama Perigee (Supermoon)
Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14 November 2016 lalu, namun Bulan Purnama Perigee yang terjadi pada tanggal 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan Purnama terbesar dan terdekat yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak 15% lebih besar dan 30% lebih terang daripada kenampakan Bulan di tahun 2017.

3 DESEMBER, Konjungsi Bulan - Aldebaran bisa disaksikan mulai pukul 18.00 s/d 05.00 waktu setempat.

9 DESEMBER, Konjungsi Bulan - Regulus bisa disaksikan mulai pukul 00.00 s/d 05.00 waktu setempat.

13 DESMBER, Konjungsi Bulan - Spica bisa disaksikan mulai pukul 02.00 s/d 05.00 waktu setempat.

13 - 14 DESEMBER, Hujan Meteor Geminids (120 meteor/jam)


Hujan meteor Geminid adalah raja dari seluruh peristiwa hujan meteor, ia juga menjadi peristiwa hujan meteor penutup setiap tahunnya. Disebut raja hujan meteor, karena pada puncaknya Geminid dapat memproduksi hingga 120 meteor per jam. Lesatan meteor pada hujan meteor Gemind berasal dari debu asteroid 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 7-17 Desember, dan puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 Desember hingga dini hari 14 Desember. Hujan meteor ini bisa diamati di rasi bintang Gemini atau langit bebas di seluruh Indonesia dengan mata telanjang mulai pukul 21.00 s/d 05.00 waktu setempat.

14 DESEMBER,  Konjungsi Bulan - Mars bisa disaksikan mulai pukul 02.30 s/d 05.00 waktu setempat.

15 DESEMBER,  Konjungsi Bulan - Jupiter bisa disaksikan mulai pukul 03.00 s/d 05.00 waktu setempat.

21 DESEMBER, Winter Solstice
Kebalikan dari solstis Juni, solstis Desember yang terjadi pada 23:28 WIB ini menandai peristiwa ketika kutub selatan Bumi akan lebih condong ke arah Matahari. Ini adalah hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi selatan.

21 - 22 DESEMBER, Hujan Meteor Ursids (10 meteor/jam)
Hujan meteor merupakan kategori hujan meteor kelas minor/kecil karena hanya menghasilkan lesatan 10 meteor/jam saja. Hujan meteor ini bisa diamati selepas tengah malam antara pukul 00.00 s/d 05.00 waktu setempat.

Sumber: Info Astronomy

Minggu, 29 Oktober 2017

Jadwal Fenomena Langit November 2017


Credit: Fahmi Anggawi

TANGGAL:

4 NOVEMBER, Bulan Purnama Perigee
Pada hari itu bulan purnama berada pada jarak terdekatnya ke-2 dari Bumi pada tahun 2017 ini, dimana jarak Bulan ke Bumi berkisar 361.000 Km.

12 NOVEMBER, Konjungsi Bulan & Regulus pukul 00.00 s/d 05.00 waktu setempat.

13 NOVEMBER, Konjungsi Jupiter & Venus pukul 04.30 s/d Sunrise waktu setempat arah timur.

15 NOVEMBER, Konjungsi Bulan & Mars pukul 03.00 s/d 05.00 waktu setempat.

17 NOVEMBER, Hujan Meteor Leonids (20 Meteor/Jam)
Pada hari itu merupakan puncak dari hujan meteor leonids dengan intensitas lesatan 20 meteor perjamnya. Hujan meteor ini muncul pada radiant rasi leo namun bisa muncul darai arah mana saja. Peristiwa ini bisa dinikmati di seluruh Indonesia selepas tengah malam mulai pukul 00.00 s/d 05.00 waktu setempat, bulan pada fase akhir tidak menganggu pengamatan hujan meteor ini.

20 NOVEMBER, Formasi Bulan, Mars, dan Saturnus
Ketiga objek langit ini akan membentuk formasi pola segitiga di arah barat langit selepas senja sore, peristiwa ini dapat disaksikan mulai pukul 18.00 s/d 19.00 waktu setempat.

21 NOVEMBER, Formasi Vertikal Bulan, Mars, dan Saturnus pukul 18.00 s/d 19.00 waktu setempat arah barat langit.

25 NOVEMBER, Elongasi Merkurius
Planet Merkurius akan mencapai titik tertingginya diarah barat langit selepas senja sore dengan ketinggian 15 derajat diatas ufuk.

28 NOVEMBER. Konjungsi Merkurius & Saturnus pukul 18.00 s/d 19.00 waktu setempat arah barat langit.

Jumat, 29 September 2017

Jadwal Fenomena Langit Oktober 2017


TANGGAL :

5 OKTOBER, Fase Bulan Purnama.

9 OKTOBER, Konjungsi Bulan & Aldebaran pukul 22.00 s/d 05.00 waktu setempat.

17 OKTOBER, Formasi Vertikal Bulan, Mars, dan Venus pukul 04.30 s/d Sunrise waktu setempat arah timur.

18 OKTOBER, Konjungsi Bulan & Venus pukul 04.30 s/d Sunrise waktu setempat arah timur langit.

21 OKTOBER, Hujan Meteor Orionids (20 meteor/jam)
Orionid adalah hujan meteor pertama pada musim hujan di Indonesia sehingga lebih mungkin terganggu oleh awan. Puncak Orionid berlangsung mulai tengah malam hingga menjelang matahari terbit. Diperkirakan sebanyak 20 meteor per jam akan melesat dari arah Rasi Orion di langit zenit. Bulan fase sabit akan tenggelam sebelum tengah malam sehingga cahaya bulan tidak akan mengganggu pengamatan.

24 OKTOBER, Konjungsi Bulan & Saturnus pukul 18.00 s/d 21.00 waktu setempat.

Minggu, 17 September 2017

Galeri Okultasi Venus 18 September 2017

Credit: Zan Edison

Credit: Iman Darmawan 

Credit: Naufal Ali (Jakarta)

Credit: Doni (Kebumen)

Credit: Resti Miyuki

Credit: Debora Hestina

Credit: Inai Nainai

Credit: Kintan Maulida

Credit: Rafi Ibnu Husein


Sabtu, 16 September 2017

Jadwal Fenomena Okultasi Periode 2017 s/d 2026


Okultasi merupakan peristiwa astronomis yang melibatkan 2 objek langit dimana satu objek langit berukuran besar menutupi satu objek langit yang berukuran lebih kecil. Dalam hal ini jika diamati dari Bumi, semisal antara Bulan dengan planet-planet seperti (Venus, Mars, Jupiter, dsb). Pada kenyataannya ukuran planet jauh lebih besar dibanding Bulan dikarenakan jarak yang jauh menyebabkan penampakan planet hanya seperti bintang terang saja. Penampakan okultasi sama seperti gerhana matahari/bulan kenampakannya hanya terjadi di daerah tertentu saja, dan tidak semua wilayah di dunia bisa menyaksikan secara bersamaan. berikut jadwal peristiwa okultasi planet oleh Bulan periode tahun 2017 s/d 2026 di Indonesia :


  • 18 September 2017, Okultasi Venus (Sumatera)
  • 19 September 2017, Okultasi Merkurius (Kalbar, Kalut)
  • 5 Februari 2019, Okultasi Saturnus (Papua)
  • 12 Agustus 2019, Okultasi Saturnus (Papua)
  • 8 September 2019, Okultasi Saturnus (Jawa, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua)
  • 17 April 2021, Okultasi Mars (Sumatera. Jawa, Kalimantan)
  • 25 Juli 2024, Okultasi Saturnus (Sumatera)
  • 17 September 2024, Okultasi Saturnus (Papua)
  • 8 Desember 2024, Okultasi Saturnus (Papua)
  • 14 September 2026, Okultasi Venus (Sumatera, Kalimantan)
  • 3 November 2026, Okultasi Jupiter (Sumatera, Jawa, Kalimantan)

NB: Planet Uranus & Neptunus tidak termasuk dikarenkan kedua planet ini sulit diamati dengan kasat mata saat terjadinya okultasi.

Sumber: NAO.ac.jp (Tokyo)

Senin, 28 Agustus 2017

Jadwal Fenomena Langit September 2017




5 SEPTEMBER, Konjungsi Jupiter & Spica bisa disaksikan pukul 18.00 s/d 20.00 waktu setempat arah barat.

6 SEPTEMBER, Fase Bulan Purnama

12 SEPTEMBER, Elongasi Merkurius
Planet Merkurius akan mencapai puncak ketinggiannya diarah timur saat fajar dengan ketinggian sekitar 10 derajat diatas ufuk sebelum matahari terbit.

18 SEPTEMBER, Okultasi Venus
Fenomena tertutupnya planet Venus oleh Bulan ini akan terlihat dari Indonesia. Okultasi ini paling jelas teramati di pulau Sumatera (Kecuali Provinsi Aceh dan Sumatera Utara) karena disana kita bisa melihat Venus tertutup dengan jelas oleh Bulan disebabkan Matahari belum terbit sedangkan daerah lain di Indonesia khususnya diluar pulau Sumatera Matahari sudah terbit dahulu sebelum Venus tertutup oleh Bulan. Provinsi Sumatera Barat menjadi titik lokasi terbaik untuk mengamati okultasi venus ini. Namun tak perlu kecewa bagi kalian yang tinggal diluar pulau Sumatera, dikarenakan kita masih bisa melihat kedua objek ini sangat dekat sekali bahkan keduanya berjarak kurang <1° saja diseluruh Indonesia, peristiwa ini bisa diamati sekitar pukul 04.00 s/d Sunrise waktu setempat arah timur. Jika kalian melewatkan fenomena okultasi venus ini, kalian harus menunggu waktu hingga tahun 2026.

22 SEPTEMBER, , Konjungsi Bulan & Jupiter bisa disaksikan pukul 18.00 s/d 20.00 waktu setempat arah barat.

23 SEPTEMBER, Equinox September
Pada hari ini Matahari tepat diatas garis khatulistiwa/equator, yang menandakan masuknya musim gugur di belahan bumi utara dan musim semi di belahan bumi selatan. Selain itu panjang waktu antara malam dan siang diseluruh dunia sama saat peristiwa september equinox ini.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Jadwal Gerhana Tahun 2018


Fenomena gerhana merupakan suatu peristiwa sejajarnya 3 objek langit antara Matahari, Bumi, dan Bulan dalam satu garis orbit lurus. Fenomena gerhana ini sudah bisa diprediksi jauh-jauh hari diakibatkan oleh dinamisnya perputaran benda-benda langit di angkasa. Pada tahun 2018 ini akan terjadi 5x fenomena gerhana tiga diantaranya gerhana matahari sebagian dan dua gerhana bulan total, berikut tanggal terjadinya :

TANGGAL 31 JANUARI 2018, GERHANA BULAN TOTAL

Fenomena gerhana bulan total yang terjadi pada tanggal ini berlangsung selama 1 jam 17 menit, sedangkan proses kontak terjadinya gerhana bulan berlangsung selama 3 jam 23 menit. Istimewanya lagi Bulan sedang berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi saat gerhana bulan. Fenomena gerhana bulan total ini dapat di amati di wilayah Asia Selatan, Asia Barat, Asia Timur, Asia tenggara, Australia, Oceania, dan Amerika Utara. Untuk negara Indonesia bisa menyaksikan keseluruhan prosessnya di awal malam berikut waktu terjadinya :



INDONESIA BARAT
  • Kontak Awal    : 18.48 WIB
  • Total Awal        : 19.51 WIB
  • Total Puncak  : 20.29 WIB
  • Total Akhir       : 21.08 WIB
  • Kontak Akhir   : 22.11 WIB
INDONESIA TENGAH
  • Kontak Awal   : 19.48 WITA
  • Total Awal       : 20.51 WITA
  • Total Puncak   : 21.29 WITA
  • Total Akhir       : 22.08 WITA
  • Kontak Akhir   : 23.11 WITA
INDONESIA TIMUR
  • Kontak Awal   : 20.48 WIT
  • Total Awal       : 21.51 WIT
  • Total Puncak  : 22.29 WIT
  • Total Akhir      : 23.08 WIT
  • Kontak Akhir  : 00.11 WIT

15 FEBRUARI 2018, GERHANA MATAHARI SEBAGIAN
Gerhana matahari sebagian ini akan terlihat di wilayah Kutub Selatan (Antartika), Chile, dan Argentina. Gerhana sebagian ini akan mencapai pucak maksimum ketertutupan Matahari oleh Bulan sebanyak 60% saja di Antartika. Gerhana matahari sebagian ini tak terlihat di Indonesia

TANGGAL 13 JULI 2018, GERHANA MATAHARI SEBAGIAN
Gerhana matahari sebagian ini akan terlihat di wilayah Australia, namun yang terkena hanya di bagian selatan saja karena tidak semua negara Australia terkena gerhana matahari sebagian ini. Gerhana matahari sebagian ini tak terlihat di Indonesia.

TANGGAL 28 JULI 2018, GERHANA BULAN TOTAL

Gerhana bulan total akan terjadi lagi pada tanggal ini, dan merupakan gerhana bulan total ke-2 di tahun 2018. Durasi totalnya sangat spektakuler karena berlangsung selama 1 jam 44 menit, sedangkan proses kontak terjadinya gerhana bulan berlangsung selama 3 jam 55 menit. Fenomena gerhana bulan total ini juga akan di temani dengan konjungsi planet Mars saat oposisi dimana planet Mars akan nampak sangat cemerlang dalam kurun waktu 15 tahun terakhir dengan magnitudo -2,5. Selain itu fenomena ini juga berbarengan dengan puncak hujan meteor delta-aquarids. Gerhana bulan total ini dapat terlihat di seluruh benua Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Di Indonesia gerhana bulan total ini dapat disaksikan selepas tengah malam berikut waktunya:



INDONESIA BARAT
  • Kontak Awal   : 01.24 WIB
  • Total Awal       : 02.19 WIB
  • Total Puncak  : 03.21 WIB
  • Total Akhir      : 04.13 WIB
  • Kontak Akhir   : 05.19 WIB 
INDONESIA TENGAH
  • Kontak Awal   : 02.24 WITA
  • Total Awal       : 03.19 WITA
  • Total Puncak  : 04.21 WITA
  • Total Akhir      : 05.13 WITA
  • Kontak Akhir   : 06.19 WITA*
INDONESIA TIMUR
  • Kontak Awal   : 03.24 WIT
  • Total Awal       : 04.19 WIT
  • Total Puncak  : 05.21 WIT
  • Total Akhir      : 06.13 WIT*
  • Kontak Akhir : 07.19 WIT*
Keterangan (*)
Dimana saat kontak akhir pada wilayah tersebut Bulan sudah tenggelam, jadi untuk kedua wilayah Indonesia tersebut tidak bisa menyaksikan kontak akhir dari gerhana bulan.

TANGGAL 11 AGUSTUS 2018, GERHANA MATAHARI SEBAGIAN

Gerhana matahari sebagian ini akan terlihat di wilayah Kutub Utara, Greenland, Swedia, Norwegia, Rusia, Mongolia, dan Tiongkok. Gerhana matahari sebagian ini akan mencapai pucak maksimum ketertutupan Matahari oleh Bulan sebanyak 75% saja di Kutub Utara (Arktik). Gerhana matahari sebagian ini tak terlihat di Indonesia.